بسم الله الر حمن الر حيم
PERISTIWA PENYERANGAN KA’BAH
Pada Tahun Gajah 569 M
Segala penghormatan dan berbagai
penghargaan yang didapat oleh kota Mekah dan baitullah, membuat beberapa
kota di kawasan Arab berlomba-lomba untuk membangun rumah suci untuk menarik
perhatian dari Mekah. Orang-orang Ghasan juga membuat beberapa bangunan di Al-Hirah,
begitu juga dengan Abrahah Al-Ashram yang membuat bangunan di Yaman.
Abrahah merupakan
raja muda di Yaman berkebangsaan Habasyah yang membangun katedral yang cukup
indah di sana. Tujuan bangunan itu dibangun agar dapat membuat daya tarik dari
Mekah terhadap para peziarah Arab. Rencana Abrahah tersebut akhirnya diketahui
oleh seorang lelaki yang berasal dari Kinana, yang masih mempunyai hubungan
saudara dengan suku Quraisy. Dan pada akhirnya lelaki tersebut secara diam-diam
masuk ke dalam bangunan tersebut dan melumuri dinding bangunan itu dengan
kotoran. Abrahah yang mengetahui hal tersebut marah besar sehingga ia
mengerahkan pasukannya sebanyak 6000 pasukan untuk menyerang Ka’bah. Mereka
membawa beberapa pasukan gajah untuk menyerang musuhnya agar diinjak-injak
hingga rata dengan tanah.
Mendengar berita
akan adanya penyerangan terhadap Ka’bah, orang-orang Quraisy dan beberapa suku
di sekitaran Ka’bah melakukan rapat. Keputusan dari rapat tersebut adalah bagi
mereka hal yang mustahil untuk menahan pasukan Abrahah. Kemudian Abdul
Mutthalib menyarankan kepada seluruh penduduk Mekah agar segere berlindung ke
gunung-gunung, dengan menjelaskan kepada mereka bahwa Ka’bah mempunyai Tuhan
yang akan melindunginya.
Ketika Abrahah dan
pasukannya telah sampai di bukit Muhassar, yang terletak diantara Muzdalifa dan
Mina, gajah-gajah mereka enggan untuk melanjutkan perjalanan ke Mekah. Hingga
mereka terus memaksakan gajah-gajahnya dengan cara memukul gajah tersebut
dengan besi, tetapi gajah-gajah tersebut tetap saja terdiam. Dan tidak lama
kemudian, atas kuasa Allah SWT terdengar suara gemuruh dan langit mulai gelap.
Semakin lama volume suara itu semakin besar, hingga akhirnya terlihat gelombang
gelap yang dahsyat di langit. Gelombang tersebut adalah segerombolan
burung-burung yang diutus oleh Allah untuk mematahkan rencana jahat Abrahah
yang ingin menyerang Mekah dan menghancurkan baitullah. Burung-burung
itu adalah burung ababil yang membawa batu dari Sijjil di kaki mereka
dan kemudian menjatuhkan batu-batu tersebut ke Abrahah dan para pasukannya.
Batu-batu yang dijatuhkan mampu menembus dan membusukkan daging mereka hingga
ketulang-tulang. Hingga pasukan Abrahah banyak yang tewas dan kocar-kacir. Melihat
situasi tersebut, orang-orang Quraisy dan penduduk sekitar yang tadinya sedang
bersembunyi di gunung akhirnya dapat pulang kembali ke rumah mereka dengan
selamat.
Kejadian ini
berlangsung pada bulan Muharram, sekitar akhir Februari atau awal Maret 570 M,
lima puluh atau lima puluh lima tahun sebelum kelahiran Rasulullah Salallahu
‘Alaihi wa Sallam.
No comments:
Post a Comment